Instagram

Minggu, 20 November 2011

Sahabat, kau dimana sekarang ??? (3)



Setelah itu Andri pergi ke kampus untuk melAkukan kegiataan dia setiap harinya belajar sebagai mahasiswa, yah jam sudah menunjukkan pukul 05.00 dan Dia harus segera pergi kalau tidak akan terlambat dan tertinggal pelajaran pertama. Setelah sampai di kampus Dia masuk kelas dan duduk di depan seta mendengarkan dosen menerangkan pelajaran, setengah jam berlalu dan Andri memperhatian dengan seksama penjelasan dosen, “Ada pertanyaan?” Jelas dosen kepada mahasiswa yang lain, “Baiklah akan saya lanjutkan, kalau ada pertannyaan langsung saja”. Lalu dosen melajutkan menerangkan materi tersebut, tidak sengaja Andri melirik isi tasnya yang terbuka dan yang terlihat catatan oranye yang Dia temukan, selanjutnya Dia mengambil catatan tersebut dan menaruhnya di meja beberapa menit kemudian dosen menyelesaikan penjelasannya dan kuliah hari ini sudah selesai. Andri langsung membereskan semua buku yang ada di meja dan Dia langsung pergi ke Lab Komputer dengan memegang buku catatan oranye tersebut dan Dia duduk di sudut lab tersebut dan mulai membuka buku catatan oranye itu Dia membuka halaman ke 32, sekilas Dia membaca catatan pesan yang ada di halaman 31 dan Dia mengambil kesimpulan bahwa mulai dari halaman 31 itu sudah menceritakan tentang kehidupan kak Hari. Halaman 32 pun dibuka:

Ya susah. Kan nggak ada. Tapi Aku punya lho, tapi Aku gak tau sekaang dia ada dimana, 2 orang . Mereka teman sejatiku. Sampai-sampai Aku nggak tau kenapa mereka mau jadi temanku.”

Kirain kamu pendiam. Aku mah bukan cuma pendiam, tapi gak pernah ngomong malah. Sekrang Aku lagi belajar banyak ngomong. Limayan sih hasilnya, tapi tetap aja susah.”

Ternyata benar kak Hari mulai menceritakan kehidupannya pada pesan singkat yang Aku tulis di buku oranye tersebut. Lalu Andri membuka halaman berikutnya, yaitu halaman 33:

Saking pendiamnya Aku, sampai-sampai gak ada yang berani ngomong sama Aku. Tapi, setelah Aku mulai ngomong.. disitulah orang-orang mulai mau berteman sama Aku.”

Halaman 34:

Memang benar kamu gak pendiam? Kalo itu sih Aku gak tau gimana caranya. Kalau Aku sih, seharian gak ngomong satu katapun bisa. Aku sampai sering banget dibilang gak bisa ngomong, gak gaul.”

Aku malah ada teman sekelasku yang Aku gak kenal. Aneh kan? Aku gak pernah bercanda sama teman-temanku. Aku cuma diam. Ngapain juga sendirian.”

Andri tertawa kecil membaca catatan tersebut, dan Dia berpikir bahwa disinilah kak Hari mulai menceritakan tentang kehidupannya. Selanjutnya dia membuka halaman ke 35:

Gak enak lho jadi orang pendiam. Kalo dihina kita gak bisa bela diri. Hampir tiap hari Aku dihina orang, tapi Aku cuma bisa diam, Aku aja lagi belajar bisa ngomong kaya orang-orang”

Kenapa kamu berteman sama cewek aja, Jadi pertemanan itu ada motivasinya. Malah sekarang Aku lagi berusaha mati-matian nyari teman cewek, tapi ya bisa memotivasi Aku. Kalau cowok ngarepin apa dari kita.”

Setelah Andri membuka halaman ke 36 sudah tidak ada pesan singkat lagi yang tertulis pada catatan tersebut, yang ada hanya puisi yang dibuat oleh Andri dan Dia merasa puisi tersebut tidak begitu bagus, itu hanya puisi yang Dia buat dalam keadaan sedih karena kak Hari sudah tidak mengabarinya lagi. Ketika Andri embaca puisi tersebut dari halaman 36-43 ternyata benar itu puisi yang Dia buat ketika kak Hari sahabatnya tidak memberi kabar selama 2 hari, danselanjutnya dia membuka halaman ke 44 dan disana terdapat catatan tentang sebuah rute untuk menunjukkan rumah kak Hari dan Andri senang telah menemukan catatan tersebut. Akhirnya sahabat yang selama ini Dia lupakan Dia temukan di buku catatan berwarna oranye itu.

Setelah selesai membaca Andri menemui temannya, dan bercerita tentang semuanya, dan temannya antusias mendengarkan cerita Andri tersebut. Setelah itu yang ada di pikiran Andri adalah bagaimana Dia bisa ke tempat itu dan bertemu dengan kak Hari.

-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar