Setelah itu Andri pergi
ke kampus untuk melAkukan kegiataan dia setiap harinya belajar
sebagai mahasiswa, yah jam sudah menunjukkan pukul 05.00 dan Dia
harus segera pergi kalau tidak akan terlambat dan tertinggal
pelajaran pertama. Setelah sampai di kampus Dia masuk kelas dan duduk
di depan seta mendengarkan dosen menerangkan pelajaran, setengah jam
berlalu dan Andri memperhatian dengan seksama penjelasan dosen, “Ada
pertanyaan?” Jelas dosen kepada mahasiswa yang lain, “Baiklah
akan saya lanjutkan, kalau ada pertannyaan langsung saja”. Lalu
dosen melajutkan menerangkan materi tersebut, tidak sengaja Andri
melirik isi tasnya yang terbuka dan yang terlihat catatan oranye yang
Dia temukan, selanjutnya Dia mengambil catatan tersebut dan
menaruhnya di meja beberapa menit kemudian dosen menyelesaikan
penjelasannya dan kuliah hari ini sudah selesai. Andri langsung
membereskan semua buku yang ada di meja dan Dia langsung pergi ke Lab
Komputer dengan memegang buku catatan oranye tersebut dan Dia duduk
di sudut lab tersebut dan mulai membuka buku catatan oranye itu Dia
membuka halaman ke 32, sekilas Dia membaca catatan pesan yang ada di
halaman 31 dan Dia mengambil kesimpulan bahwa mulai dari halaman 31
itu sudah menceritakan tentang kehidupan kak Hari. Halaman 32 pun
dibuka:
“Ya susah. Kan nggak
ada. Tapi Aku punya lho, tapi Aku gak tau sekaang dia ada dimana, 2
orang . Mereka teman sejatiku. Sampai-sampai Aku nggak tau kenapa
mereka mau jadi temanku.”
“Kirain kamu
pendiam. Aku mah bukan cuma pendiam, tapi gak pernah ngomong malah.
Sekrang Aku lagi belajar banyak ngomong. Limayan sih hasilnya, tapi
tetap aja susah.”
Ternyata
benar kak Hari mulai menceritakan kehidupannya pada pesan singkat
yang Aku tulis di buku oranye tersebut. Lalu Andri membuka halaman
berikutnya, yaitu halaman 33:
“Saking pendiamnya
Aku, sampai-sampai gak ada yang berani ngomong sama Aku. Tapi,
setelah Aku mulai ngomong.. disitulah orang-orang mulai mau berteman
sama Aku.”
Halaman
34:
“Memang benar kamu
gak pendiam? Kalo itu sih Aku gak tau gimana caranya. Kalau Aku sih,
seharian gak ngomong satu katapun bisa. Aku sampai sering banget
dibilang gak bisa ngomong, gak gaul.”
“Aku malah ada teman
sekelasku yang Aku gak kenal. Aneh kan? Aku gak pernah bercanda sama
teman-temanku. Aku cuma diam. Ngapain juga sendirian.”
Andri
tertawa kecil membaca catatan tersebut, dan Dia berpikir bahwa
disinilah kak Hari mulai menceritakan tentang kehidupannya.
Selanjutnya dia membuka halaman ke 35:
“Gak enak lho jadi
orang pendiam. Kalo dihina kita gak bisa bela diri. Hampir tiap hari
Aku dihina orang, tapi Aku cuma bisa diam, Aku aja lagi belajar bisa
ngomong kaya orang-orang”
“Kenapa kamu
berteman sama cewek aja, Jadi pertemanan itu ada motivasinya. Malah
sekarang Aku lagi berusaha mati-matian nyari teman cewek, tapi ya
bisa memotivasi Aku. Kalau cowok ngarepin apa dari kita.”
Setelah
Andri membuka halaman ke 36 sudah tidak ada pesan singkat lagi yang
tertulis pada catatan tersebut, yang ada hanya puisi yang dibuat oleh
Andri dan Dia merasa puisi tersebut tidak begitu bagus, itu hanya
puisi yang Dia buat dalam keadaan sedih karena kak Hari sudah tidak
mengabarinya lagi. Ketika Andri embaca puisi tersebut dari halaman
36-43 ternyata benar itu puisi yang Dia buat ketika kak Hari
sahabatnya tidak memberi kabar selama 2 hari, danselanjutnya dia
membuka halaman ke 44 dan disana terdapat catatan tentang sebuah rute
untuk menunjukkan rumah kak Hari dan Andri senang telah menemukan
catatan tersebut. Akhirnya sahabat yang selama ini Dia lupakan Dia
temukan di buku catatan berwarna oranye itu.
Setelah
selesai membaca Andri menemui temannya, dan bercerita tentang
semuanya, dan temannya antusias mendengarkan cerita Andri tersebut.
Setelah itu yang ada di pikiran Andri adalah bagaimana Dia bisa ke
tempat itu dan bertemu dengan kak Hari.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar